Jumlah Bayi Meninggal akibat Kedinginan di Gaza Meningkat

Foto: Ilustrasi remaja di Gaza, Palestina/Pixabay

FAKTA GRUP – Kantor Media Gaza melaporkan jumlah bayi baru lahir yang meninggal akibat kedinginan di tenda-tenda pengungsian Gaza sepekan terakhir terus bertambah.

Ali Al-Batran, seorang bayi yang harus ikut mengungsi orang tuanya akibat serangan Israel dan tinggal di tenda, harus menghembuskan nafas terakhirnya karena kedinginan dan tidak adanya pemanas.

Saudara kembarnya, Jumaa Al-Batran, telah lebih dulu wafat pada Ahad meski telah mendapat perawatan di unit perawatan intensif di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Gaza tengah.

Kematian ini menambah jumlah total bayi yang meninggal karena kedinginan di Gaza menjadi enam orang dalam sepekan terakhir, menurut otoritas kesehatan setempat.

Gaza, yang dihuni oleh sekitar 2,3 juta orang, telah berada di bawah pengeboman Israel sejak 7 Oktober 2023. PBB mengatakan sembilan dari setiap 10 orang di Gaza telah mengungsi akibat serangan tersebut.

Banyak warga Palestina yang mengungsi tinggal di tenda-tenda darurat, menghadapi kondisi yang semakin memburuk seiring dengan menurunya suhu.

Keluarga-keluarga Palestina juga kekurangan kebutuhan dasar seperti pakaian, tempat tidur, dan selimut, sehingga banyak bayi yang rentan terhadap kedinginan.

‘Israel’ telah menewaskan lebih dari 45.500 orang di Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023, dan membuat daerah kantong itu menjadi puing-puing.

Tel Aviv telah memberlakukan blokade ketat terhadap Gaza, membuat 2,3 juta penduduk di wilayah itu berada di ambang kelaparan.

Pada bulan November, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Entitas zionis Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.*